Inspirasi : Dari Seorang Guru Menjadi Internet Marketer

Inspirasi : Dari Seorang Guru Menjadi Internet Marketer


DAPHNE, ALABAMA
Gebragan dilakukan oleh Guru Bahasa Inggris di kota Semarang, Krissant Saraswati Howell yang sebelumnya menekuni profesi sebagai guru bahasa inggris selama sembilan tahun di Sekolah Theresiana di Semarang, memutuskan untuk banting setir dan terjun ke bisnis online bersama suaminya, Roy, dan pindah ke kota Daphne, Alabama.

Krissant dan suaminya memiliki dua toko online, Roy Rose Jewelry, dan the Match and Hatch masing-masing menjual beragam jenis perhiasan yang sudah lebih dulu dibangun oleh sang suami, dan berbagai pernak-pernik untuk pesta pernikahan dan perlengkapan bayi.

“Yang namanya bayi kan lahir setiap hari, kenapa nggak kita coba untuk bisnis ini saja? Dan kenapa wedding? Karena kita melihat penjualan kami untuk pernak-pernik wedding itu sangat banyak sekali dan akhirnya kita memutuskan untuk itu,” papar Krissant Saraswati Howell yang akrab disapa Kriss ini kepada VOA Indonesia belum lama ini.

Kriss menyadari memang tidak setiap waktu para pelanggannya mencari barang-barang pernikahan, karena di AS biasanya ada bulan-bulan tertentu yang dipilih oleh warga lokal untuk menikah.

“Desember, Juni, Juli. Itu bulan yang sangat sibuk untuk wedding ya,” papar perempuan yang hobi membaca, jalan-jalan, dan olah raga ini.

Menurut Kriss, dengan membuka toko online ia bisa memberikan kenyamanan bagi para pelanggannya yang ingin membeli barang tanpa harus keluar rumah. Tidak hanya itu, melalui toko onlinenya, ia bisa menjangkau para pelanggan yang berasal dari berbagai penjuru.

Harga barang jualannya di dua toko online ini memiliki ragam yang banyak. Ia dan suami berusaha untuk menjual barang-barang yang dapat dijangkau oleh para pelanggan dengan tingkat penghasilan yang berbeda-beda.

Match and Hatch Store menjual barang-barang ringan seperti taplak meja, buku tamu, tas perlengkapan bayi, dan album foto, semuanya berharga sekitar 154 ribu rupiah ke atas. Sedangkan untuk perhiasan di Roy Rose Jewelry, harga berkisar antara 280 ribu rupiah hingga 70 juta rupiah.

Untuk mempromosikan bisnisnya, Kriss menggunakan media sosial, seperti Facebook dan Instagram. Tidak lupa juga, ia dan suami aktif bergabung di berbagai organisasi yang berhubungan dengan bisnis online.

“Jadi tidak saja media sosial, tetapi juga lewat community business yang ada di sini juga,” ujar Kriss.

di AS, Sekecil apa pun usaha yang dimiliki seorang pengusaha, harus tetap mendaftarkan bisnisnya kepada pemerintah.

“Setiap proses untuk membuka sebuah online bisnis tetap harus ada perijinannya, karena itu kan nanti berhubungan dengan pajak,” jelas perempuan yang juga sempat mengajar les bahasa inggris privat di Semarang ini. 

Selain itu Kriss juga menjual beberapa barang tokonya di berbagai ritel online lainnya seperti e-bay dan Amazon.

Mengenai berbisnis dengan suami, Kriss merasa lebih senang, karena tingkat kepercayaannya menjadi lebih tinggi. Namun, ia dan suami selalu berusaha untuk selalu membagi waktu antara pekerjaan dan rumah tangga.

“Kami memisahkan antara rumah tangga dengan bisnis. Jadi ketika jam kerja, kita bicara masalah bisnis, tapi setelah jam kerja ya sudah kita lepas masalah bisnis,” jelas perempuan yang menetap di AS sejak tahun 2015 ini. 

Masalah pekerjaan juga selalu dibahas secara profesional. Mereka melakukan pertemuan setiap minggu untuk membahas bisnis mereka.

“Kami berdua meeting tiap hari senin, kemudian kita diskusikan tentang strategi bisnis dan sebagainya,” kata Kriss.

Kini, Kriss dan suami sudah memiliki satu karyawan yang membantu mereka untuk melayani pelanggan. Untuk ke depannya, mereka berencana untuk terus mempromosikan bisnisnya dan meningkatkan kualitas barang yang mereka jual.

“Kualitas yang kita punya sudah good quality, tapi kita akan mencari yang best quality,” ujar penggemar masakan tempe penyet ini. 

Selain itu untuk jangka panjang, Kriss juga berencana untuk menjual produk Indonesia melalui toko onlinenya, seperti baju batik dan taplak.

"Rencana sih ada. Tapi inginnya bikin desain sendiri. Mau coba-coba bikin sesuatu yang bisa dipakai. Kalau sesuai dengan pangsa pasar baru mass product," jelas Kriss.

Kepada teman-teman yang ingin membangun bisnis online seperti dirinya, Kriss berpesan untuk berusaha mencari produk yang unik dan sesuai dengan pangsa pasar.

Sumber Berita : VOAIndonesia

Post a Comment

0 Comments